MAKNA KULKUL DALAM BUDAYA ORANG BALI
1. Pengertian kulkul
Kulkul adalah alat komunikasi tradisional
masyarakat Bali,
berupa alat bunyian
yang umumnya terbuat dari kayu atau
bambu, dan benda peninggalan para leluhur. Di setiap organisasi tradisional di
Bali, terdapat setidaknya sebuah kulkul. Selain di Bali, Kulkul yang lazimnya
disebut dengan kentongan,
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia. Untuk itu, kulkul dijadikan alat
komunikasi tradisional oleh masyarakat Indonesia.
Di Bali istilah kulkul ditemukan dalam syair Jawa-Hindu
Sufamala. Beberapa lontar Bali, juga menyebutkan keberadaan kulkul seperti Awig-awig
Desa Sarwaada,MarkaNdeya Purana, dan Diwa Karma. Keempat naskah kuno Bali
ini, mengungkapkan pentingnya kayu, yang bermakna pikiran dalam kehidupan
manusia, yang biasa disebut dengan kulkul. Kayu adalah bahan dasar dari kulkul
yang erat hubungannya dengan manusia. Pada masa pemerintahan Belanda di
Indonesia, kulkul lebih dikenal dengan nama ’Tongtong’.
Bagi masyarakat Bali, kulkul mempunyai nilai yang
sakral. Nilai sakral sebuah kulkul ini didukung sepenuhnya oleh agama Hindu
Bali yang diyakini masyarakat Bali secara umum. Nilai sakral tersebut terutama
berada pada kulkul yang tersimpan di Pura-pura besar di Bali.
2. Bentuk dan Jenis Kulkul
a. Bentuk kulkul
Biasanya ada kulkul yang terbuat dari
seruas bambu berukuran
cukup besar, yang sepanjang badan bambu itu dibuat lubang memanjang. Ada
kalanya kulkul dibuat dengan dua alur lubang yang sejajar, satu lubang besar,
dan satu lubang yang lebih kecil. Ada pula yang terbuat dari dari potongan
kayu, panjangnya kira-kira satu sampai dua meter, dikorek pula sepanjang
badannya untuk membuat lubang memanjang, dan bagian dalamnya dibuat rongga.
Kedua ujungnya ditutup atau tertutup oleh karena pengorekan bagian dalam kayu
tersebut dijaga agar tidak sampai menembus kedua bagian ujungnya.
b. Jenis kulkul
Pada masyarakat Bali dikenal empat jenis kulkul
yaitu:
Kulkul Dewa
Kulkul Dewa adalah kulkul yang digunakan saat upacara Dewa
Yadnya. Kulkul Dewa dibunyikan ketika memanggil para dewa. Ritme yang
dibunyikan sangat lambat.
Kulkul Bhuta
Kulkul Bhuta adalah kulkul yang digunakan saat
upacara Bhuta Yadnya. Kulkul Bhuta dibunyikan apabila akan memanggil para Bhuta
Kala guna menetralisir alam semesta sehingga keadaan alam menjadi aman dan
tenteram.
Kulkul Manusa
Kulkul Manusa adalah kulkul yang digunakan
untuk kegiatan manusia, baik itu rutin maupun mendadak. Kulkul Manusa terbagi
atas tiga jenis yaitu Kulkul Banjar, Kulkul Sekeha-sekeha, dan Kulkul
Siskamling. Bunyi ritme kulkul manusa untuk kegiatan yang rutin ialah lambat dan
pendek, sedangkan pada kegiatan mandadak, terdengar cepat dan panjang. Dikenal
dengan kulkul bulus.
Kulkul Hiasan
Diberi nama kulkul hiasan karena kulkul ini diberi
hiasan-hiasan untuk menambah keindahannya. Biasanya kulkul ini sering dijadikan
oleh-oleh atau buah tangan. Para wisatawan yang datang ke pulau Bali menganggap
kulkul sebagai sebuah barang antik.
3. Makna Kulkul Bagi
Masyarakat Bali
Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat
Bali mengikutsertakan kulkul. Bahkan, dalam upacara pemanggilan para Dewa,
dimulai dengan membunyikannya. Kulkul juga hampir selalu hadir dalam setiap
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Dalam acara pagelaran atau
pertunjukan seni, mulai dari pertunjukkan GamelanAnyar,
Tektekan, sampai pada seni Karawitan,
semuanya menggunakan kulkul sebagai pelengkap dari pertunjukan tersebut.
Selanjutnya, kulkul juga digunakan dalam upacara-upacara adat yang dilakukan
oleh masyarakat Bali.
Jadi, sebuah kulkul dapat dikatakan bukan saja
merupakan alat tradisional, melainkan suatu media komunikasi tradisional yang
menjembatani komunikasi masyarakat Bali, baik antara manusia dengan Dewa,
manusia dengan penguasa alam, maupun manusia dengan sesamanya. Selain itu,
kulkul juga diyakini mampu membentuk rasa persatuan dan kesatuan di dalam
kehidupan masyarakat Bali. Dengan demikian, peranan kulkul sebagai media
komunikasi tradisional masyarakat Bali sangatlah besar. Kulkul berperan untuk
menyampaikan simbol-simbol atau kode-kode yang dapat dimaknai secara langsung
seperti ritme pukulan maupun nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya,
seperti rasa persatuan dan kesatuan, kepada seluruh masyarakat Bali.
Adanya kulkul di Bali telah menjadikannya sebuah
budaya dengan makna simbolik tersendiri jika dibandingkan dengan daerah-daerah
lain. Meskipun setiap daerah memiliki budaya kulkul(kentongan) dengan fungsi
sebagai alat komunikasi. Akan tetapi konteks sosial pada masyarakat bali yang membedakannya
dengan daerah lain. Bisa dikatakan bahwa kulkul merupakan salah satu simbol
budaya masyarakat Bali.
v Fungsi
kulkul bagi masyarakat Bali
Fungsi kulkul bagi masyarakat Bali mempunyai kaitan
erat dengan kegiatan banjar:
Tanda Pertemuan Rutin
Masyarakat Bali biasanya melakukan pertemuan rutin
sebulan sekali pada setiapbanjar.
Menjelang hari pertemuan, terlebih dahulu kulkul dipukul dengan sebuah alat
pemukul dari kayu. Suara kulkul akan terdengar sampai ke pelosok banjar. Suara
tersebut merupakan panggilan kepada warga untuk segera berkumpul di tempat yang
sudah disepakati bersama.
Tanda Pengerahan Tenaga Kerja
Selain sebagai tanda pertemuan, bunyi kulkul juga
mengandung arti untuk pengerahan tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja tersebut
ada yang sudah direncanakan, dan ada pula yang sifatnya mendadak. Bentuk
pengerahan tenaga kerja yang sudah direncanakan contohnya gotong royong
membersihkan desa, mempersiapkan upacara di pura bagi masyarakat Bali, dan
mencuci barang-barang suci. Pengerahan warga diawali dengan terdengarnya suara
kulkul. Segera, setelah warga berkumpul, mereka secara bersama-sama melakukan
aktivitas membersihkan desa. Sedangkan contoh pengerahan tenaga kerja yang sifatnya
mendadak, umumnya seperti menanggulangi kejadian yang tiba-tiba menimpa banjar.
Kejadian itu dapat berupa kebakaran, banjir, orang mengamuk, dan pencuri. Bunyi
kulkul terdengar cepat dan panjang sekaligus sebagai isyarat supaya warga
segera datang atau berjaga-jaga karena ada bahaya mengancam.
Tanda Gejala Alam
Di samping sebagai tanda pertemuan rutin dan
pengerahan tenaga kerja, kulkul seringkali digunakan ketika terjadi gejala alam
seperti gerhana bulan yang akan disambut oleh seluruh banjar. Masyarakat Bali
berkeyakinan bahwa gerhana bulan terjadi karena bulan dimangsa oleh Kalarau.
Bunyi kulkul yang menggema di seluruh Bali akan menghilangkan konsentrasi
Kalarau, sehingga ia akan melepaskan bulan kembali.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar